Sunday , 19 October 2025
Nasional

Mantan Bos Otorita Sebut IKN Punya 2 Wajah, Ternyata Ini Maksudnya

“Yang kita harus hormati mereka, kita harus tingkatkan mereka, supaya mereka nggak jadi penonton. Itu sebetulnya harus segera membalas antara fisik, yang megah, monumental, di kawasan inti pusat pemerintahan, sama yang di sekitar”

Jakarta, SwaraPembangunanNews.com – Mantan Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara(IKN) Bambang Susantono memandang saat ini Ibu Kota Nusantara (IKN) memiliki dua wajah. Apa maksudnya?
Maksud dua wajah itu adalah masyarakat tahu IKN kota yang modern. Namun, di sisi lain masih ada kehidupan yang timpang dari masyarakat lokal di balik gemerlapnya infrastruktur IKN.

“Kita ingin melihat IKN itu menjadi salah satu contoh. Tapi kan kita juga melihat bahwa sekarang ini ada dua wajah di IKN. Satu wajah modern, ditunjukkan kemarin 17 Agustus dan sampai akhir tahun. Satu lagi wajah kecamatan Sepaku, dengan 39.900 orang loh. Nggak sedikit lah. Dan itu saudara-saudara kita yang sudah ada di sana kan,” terang Bambang dia ditemui di Perpustakaan Nasional, Jakarta Pusat, Kamis (5/9/2024).

“Yang kita harus hormati mereka, kita harus tingkatkan mereka, supaya mereka nggak jadi penonton. Itu sebetulnya harus segera membalas antara fisik, yang menggah, monumental, di kawasan inti pusat pemerintahan, sama yang di sekitar,” jelasnya seperti yang dilansir SwaraPembangunan.com dari detik.com.

“Jadi kalau orang bilang ada satu miskonsepsi. IKN itu mulai dari nol, menurut saya nggak. Sudah ada orang di sana. IKN itu sudah memiliki 214.000 orang,” ucapnya.

Bambang juga berharap pembangunan IKN diharapkan bukan sekedar membangun sebuah properti, tetapi bisa berdampak pada warganya sebagai penghuni ibu kota.

“Saya ingin melihat balance, lebih balance antara fisik dan hal-hal yang bersifat sosial, kultural, masyarakat. Kita ini membentuk membangun kota, bukan membangun seperti developer. Bukan membangun properti saja, bukan. Yang kita bangun kota. Kalau kota itu intinya adalah warga kota, masyarakatnya yang dibangun,” tuturnya

Bambang menambahkan sekaligus mengingatkan jangan sampai Indonesia yang telah memindahkan ibu kotanya bernasib sama dengan Myanmar.

“Jadi kalau kita lihat, kita tidak ingin terjebak di dalam kesalahan seperti di Myanmar. Di mana Myanmar itu bagus, semuanya bagus gitu ya. Hotelnya ada, kemudian fasilitas pemerintahan bagus-bagus, ada dua lapangan golf, ada kebun binatang, segala macam. Tapi orangnya ngga ada. Dalam arti tidak terbentuk,” pesannya. (Red)

Leave a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Articles

DaerahNasional

Relokasi paksa sepihak yang dilakukan oleh Metland

Kasus relokasi paksa warga di Jl. Metland Cileungsi Sektor 6 Blok FD...

Nasional

RT Sebagai Miniatur Negara: Warga Berdaya, Lingkungan Terjaga, Data Akurat untuk Bangsa

Jakarta, Swara Pembangunannews.com Dalam semangat gotong royong warga untuk mendukung Asta Cita...

Nasional

Deklarasi Institut Jenderal Besar Soeharto

Jakarta, 1 Oktober 2025 – Sebuah inisiatif baru dalam dunia kajian sejarah...

Nasional

IKANAS STAN 2025: Kongres dan Reuni Akbar Jadi Momentum Besar Alumni Bangun Negeri

Jakarta, Swara Pembangunannews.com Ikatan Alumni Nasional Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (IKANAS STAN)...